Keluarga Berencana (KB) menjadi program kunci yang dicanangkan oleh pemerintah dalam mengelola pertumbuhan keluarga di Indonesia.Tujuan utama dari KB adalah memberikan kontrol kepada keluarga atas keputusan mereka terkait dengan jumlah anak yang diinginkan serta kapan ingin melahirkan anak.
Sebagai aspek penting dari perawatan kesehatan reproduksi, ada beberapa jenis alat atau metode kontrasepsi KB yang dapat Moms pilih untuk digunakan sesuai kebutuhan. Artikel ini akan mengulas berbagai jenis alat kontrasepsi KB, efek samping yang mungkin terjadi, serta memberikan wawasan dari penelitian terkini dan pandangan ahli. Langsung simak, Moms!
Jenis Alat Kontrasepsi KB
Ada berbagai jenis alat kontrasepsi KB yang tersedia, masing-masing dengan cara kerja dan tingkat efektivitas yang berbeda. Beberapa jenis alat kontrasepsi KB melibatkan hormon, sementara yang lain tidak. Berikut adalah beberapa jenis alat kontrasepsi KB yang umum:
1. Pil KB (Kontrasepsi Oral)
Jika Moms ingin menggunakan pil KB sebagai metode kontrasepsi, perlu diketahui bahwa KB mengandung hormon yang dapat mencegah ovulasi dan mengubah lendir serviks untuk mencegah sperma masuk ke rahim. Efektivitasnya tinggi dalam mencegah kehamilan jika dikonsumsi secara teratur. Akan tetapi, setelah mengonsumsi pil KB ada kemungkinan efek samping, seperti mual, perubahan berat badan, perubahan mood, dan lainnya.
2. Suntikan KB
Suntikan KB mengandung hormon yang mencegah ovulasi dan menebalkan lendir serviks. Kadar efektivitasnya juga tinggi jika diberikan sesuai jadwal. Hanya, terdapat efek samping, seperti perubahan periode, peningkatan berat badan, dan lainnya.
3. Implan KB
Apa itu implan KB? Implan KB adalah batang kecil yang ditempatkan di bawah kulit lengan dan mengeluarkan hormon untuk mencegah ovulasi. Efektivitasnya sangat tinggi dan bisa digunakan hingga beberapa tahun ke depan. Untuk efek samping yang dirasakan biasanya perubahan siklus menstruasi, nyeri pada lokasi implan, dan lainnya.
4. Spiral (IUD – Intrauterine Device)
Jika implan KB ditempatkan di bawah kulit lengan, maka KB spiral atau dikenal dengan IUD adalah perangkat yang ditempatkan di dalam rahim dan alat ini dapat menghambat sperma atau mengeluarkan hormon. Efektivitasnya juga sangat tinggi, dengan pilihan hormonal atau non-hormonal. Akan tetapi, efek sampingnya adalah nyeri saat pemasangan, peningkatan aliran menstruasi, dan lainnya.
5. Kontrasepsi Darurat (Morning-After Pill)
Berbeda dengan pil KB biasa, kontrasepsi darurat ini mengandung hormon yang mencegah kehamilan jika diminum dalam waktu 72 jam setelah hubungan seks tanpa perlindungan. Rasa mual, muntah, ataupun perubahan siklus menstruasi, mungkin menjadi efek samping yang dirasakan pengguna. Karena sifatnya darurat, maka efektivitas pil ini dalam mencegah kehamilan bergantung pada seberapa cepat pil diminum setelah hubungan seks tanpa perlindungan.
Efek Samping Kontrasepsi KB
Penggunaan alat kontrasepsi KB dapat menghadirkan efek samping yang berbeda pada setiap individu. Efek samping dapat bersifat sementara atau berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Berikut adalah beberapa efek samping umum yang dapat terjadi:
- Perubahan periode menstruasi. Perlu diketahui, beberapa jenis alat kontrasepsi KB dapat mengakibatkan perubahan pada siklus menstruasi, seperti menstruasi yang lebih ringan, lebih berat, atau tidak teratur.
- Perubahan berat badan. Sebagian wanita melaporkan perubahan berat badan saat menggunakan kontrasepsi hormonal. Beberapa dapat mengalami peningkatan berat badan, sementara yang lain mungkin mengalami penurunan berat badan.
- Perubahan suasana hati (mood). Misalnya, depresi ringan atau perasaan cemas, bisa saja dirasakan oleh pengguna kontrasepsi hormonal. Namun, ini bisa bervariasi antar individu.
- Nyeri atau ketidaknyamanan. Biasanya efek samping ini lebih terasa oleh pengguna IUD, seperti merasakan nyeri saat pemasangan alat ke dalam rahim atau kram ringan selama menstruasi.
- Efek samping rendah lainnya. Beberapa pengguna kontrasepsi KB melaporkan efek samping ringan yang dirasakan, seperti sakit kepala, mual, dan perubahan dalam hasrat seksual.
Apa yang Dikatakan Penelitian Terbaru dan Ahli?
Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam “Contraception: X” pada tahun 2019, jenis kontrasepsi hormonal memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan efektivitas yang baik dalam mencegah kehamilan. Akan tetapi, efek samping individu harus dinilai dengan cermat, dan pasien harus mendiskusikan pilihan kontrasepsi dengan dokter mereka untuk memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Ahli kesehatan reproduksi dan ginekologi merekomendasikan konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memilih metode kontrasepsi tertentu. Hal ini akan membantu pasien memahami manfaat, risiko, dan efek samping yang mungkin terkait dengan pilihan mereka.
Kesimpulan
Pada dasarnya, pilihan jenis alat kontrasepsi KB adalah keputusan pribadi yang harus dipertimbangkan dengan cermat. Jika Moms dan pasangan sedang mempertimbangkan penggunaan alat kontrasepsi KB, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan reproduksi, ya. Mereka bisa memberikan panduan dan rekomendasi berdasarkan kebutuhan, preferensi, serta kondisi kesehatan Moms dan pasangan.
Oh ya, penting juga untuk diingat bahwa efek samping yang terkait dengan kontrasepsi KB dapat bervariasi, dan apa yang berlaku untuk satu individu mungkin tidak berlaku untuk yang lain. Dalam memilih metode kontrasepsi, perhatikan kebutuhan kesehatan pribadi, tingkat kenyamanan, dan preferensi tubuh. Dengan dukungan profesional kesehatan, Moms dapat membuat keputusan yang bijak dan sesuai dengan kebutuhan Moms.
Artikel ini disusun oleh Momsharing untuk memberikan panduan dan informasi bermanfaat kepada para orangtua. Kami berharap artikel ini bermanfaat bagi Moms dan keluarga Moms dalam menerapkan program KB serta memilih jenis kontrasepsi yang sesuai kebutuhan.