Potty training adalah tonggak penting dalam perkembangan anak, di mana mereka belajar untuk menggunakan toilet dan meninggalkan popok. Nah, proses ini bisa menjadi momen yang menantang dan penting dalam membantu anak mencapai kemandirian untuk buang air besar (BAB) di toilet dengan benar.
Bicara soal potty training atau toilet training, dalam artikel ini akan dibahas waktu yang tepat untuk memulai potty training, metode yang sesuai berdasarkan usia anak, serta bagaimana mengatasi tantangan yang mungkin muncul selama proses potty training ini. Langsung saja simak artikel ini sampai selesai, yuk!
Waktu yang Tepat untuk Memulai Potty Training
Sebenarnya, potty training tidak memiliki waktu yang tepat yang berlaku untuk setiap anak, karena setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Namun, ada beberapa tanda yang bisa menjadi indikator bahwa si kecil mungkin siap untuk memulai potty training, antara lain:
1. Tanda-tanda Fisik
- Kemampuan mengendalikan kandung kemih. Perhatikan Moms, jika anak mulai bisa mengendalikan kandung kemih dan tidak buang air kecil terlalu sering, ini pertanda ia bisa memulai fase potty training.
- Kemampuan mengendalikan pencernaan atau kemampuan anak untuk merasakan kapan ia ingin buang air besar.
- Kemampuan berjalan. Perlu diketahui Moms bahwa sebagian besar anak perlu bisa berjalan untuk dapat menggunakan toilet.
2. Perilaku
- Minat pada toilet. Jika anak mulai menunjukkan minat pada toilet atau menunjukkan ketertarikan pada orang dewasa yang menggunakan toilet, ini bisa jadi awal si kecil belajar untuk BAB sendiri di kamar mandi. Maka, sudah saatnya ia diajarkan potty training.
- Mengikuti perilaku orang yang lebih tua. Waktu yang tepat untuk melakukan potty training juga bisa dilihat dari perilaku anak yang cenderung mengikuti kakak atau saudara yang lebih besar yang sudah menggunakan toilet.
3. Kemampuan berkomunikasi
- Kemampuan berbicara. Ini mencakup kemampuan untuk mengkomunikasikan ketika anak perlu buang air kecil atau besar.
- Kemampuan menyampaikan keinginan. Jika si kecil sudah bisa mengatakan atau menunjukkan ketika mereka ingin pergi ke toilet, maka ajarkanlah mereka untuk BAB sendiri di kamar mandi dengan metode potty training.
Saat Moms melihat tanda-tanda di atas pada diri si kecil, itu mungkin saat yang tepat untuk memulai potty training bagi anak. Namun, ingatlah bahwa setiap anak berbeda dan penting untuk bersabar dan fleksibel selama proses ini, ya, Moms.
Metode Potty Training Berdasarkan Usia Anak
Metode potty training yang efektif dapat bervariasi berdasarkan usia anak. Berikut adalah beberapa metode yang sesuai berdasarkan usia anak:
1. Potty Training untuk Balita (Usia 18-24 Bulan)
- Perkenalkan potty. Mulailah dengan memperkenalkan apa itu potty ke anak. Biarkan mereka duduk di potty saat ia ingin mencobanya, bahkan jika ia belum benar-benar siap.
- Kenalkan rutinitas. Cobalah menjadwalkan waktu yang konsisten untuk mencoba potty, seperti setelah makan atau saat bangun tidur.
- Gunakan popok pelatihan. Popok pelatihan dapat membantu mengurangi kekacauan saat anak mencoba potty.
2. Potty Training untuk Toddler (Usia 2-3 Tahun)
- Pakaian yang mudah dilepas. Pilihlah pakaian yang mudah dilepas sehingga anak dapat dengan cepat pergi ke potty saat perlu.
- Berikan pujian dan dorongan positif. Jangan lupa apresiasi perilaku anak setiap kali ia menggunakan potty dengan sukses.
- Pantau isyarat fisik. Pelajari tanda-tanda fisik ketika anak perlu buang air kecil atau besar, dan bimbing mereka ke potty.
3. Potty Training untuk Anak Pra-sekolah (Usia 3-4 Tahun)
- Beri anak kendali. Moms, biarkan anak memilih kapan mereka ingin pergi ke toilet. Ini membantu mereka merasa lebih terlibat dalam proses.
- Hentikan penggunaan popok. Ketika anak semakin terampil dalam menggunakan potty, hentikan penggunaan popok saat siang hari.
- Jadwalkan waktu potty. Tetapkan waktu khusus untuk potty training anak, seperti setelah sarapan dan sebelum tidur malam.
4. Potty Training untuk Anak Pra-sekolah (Usia 4-5 Tahun)
- Bantu anak mandiri. Biarkan anak pergi ke toilet sendiri dan menjalani proses potty training tanpa bantuan orang dewasa.
- Dukungan positif. Terus berikan dukungan positif dan pujian saat anak mencapai tonggak penting dalam potty training.
- Bahas tantangan bersama. Jika anak menghadapi tantangan, ajak mereka untuk membicarakan perasaan mereka dan cari solusi bersama.
Mengatasi Tantangan saat Potty Training
Potty training mungkin tidak selalu berjalan mulus. Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin muncul selama proses potty training dan cara mengatasinya:
1. Tantangan Tunda
Jika anak masih enggan untuk mencoba potty training, cobalah:
- Berikan motivasi. Gunakan insentif, seperti memberikan hadiah kecil atau pujian untuk memotivasi anak.
- Jadikan proses menyenangkan. Buatlah proses potty training menjadi permainan atau aktivitas yang menyenangkan.
2. Masalah Kontrol Kandung Kemih
Jika anak sering mengompol, pertimbangkan:
- Sering mengajak anak ke potty. Ajaklah anak pergi ke potty lebih sering, terutama saat tanda-tanda ingin buang air kecil muncul.
- Pantau minum. Batasi konsumsi cairan sebelum tidur malam dan perhatikan pola minum anak.
3. Tantangan Malam Hari
Mengatasi kejadian mengompol saat tidur malam bisa menjadi tantangan. Pertimbangkan:
- Gunakan popok khusus malam saat anak masih kesulitan mengendalikan kandung kemih saat tidur yang menyebabkan anak mengompol.
- Batasi minuman pada malam hari untuk mengurangi peluang anak mengompol.
- Bangunkan anak di tengah malam untuk pergi ke toilet sehingga mereka bisa terbiasa untuk buang air kecil di potty.
Kesimpulan
Potty training adalah proses yang penting dalam perkembangan anak yang memerlukan kesabaran dan dukungan. Ingatlah bahwa setiap anak berbeda, dan tidak ada metode yang satu ukuran cocok untuk semua. Berikan dukungan, cinta, dan pujian selama proses potty training. Jika Moms mengalami kesulitan yang signifikan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau konsultan potty training untuk panduan tambahan. Dengan kesabaran dan perhatian yang tepat, si kecil akan mencapai kemandirian dan keberhasilan dalam potty training.
Artikel ini disusun oleh Momsharing untuk memberikan panduan dan informasi bermanfaat kepada para orangtua. Kami berharap artikel ini bermanfaat bagi Moms dan keluarga Moms dalam menerapkan potty training yang tepat untuk anak.